Kamis, 20 Maret 2014

APAKAH PERAN & FUNGSI LEMASA DI TANAH ADAT AMUNGSA ??

SEBAGAI CATAN UNTUK KITA SAMA-SAMA MENGETAHUI TENTANG PELAKSANAAN LEMASA DENGAN PEMERINTAH DAERAH MIMIKA KARENA DUA LEMABAGA INI MEMPUNYAI SUPERMASI HUKUM YANG SAMA.

                                                      OLEH
                                           JERBEAM AMOKO

Pada 1994 Lembaga Musyawarah Adat Suku Amungme (LEMASA) didirikan. Tom Beanal sang pemimpin ingin membangun jembatan politik dan budaya agar eksistensi Amungme sebagai ‘manusia’ diakui. Agar Amungme mampu bersatu dan memperjuangkan hak-haknya di dalam berhadapan dengan kekuatan raksasa PT Freeport Indonesia, represi aparat ABRI (militer) dan tekanan halus migrasi dari dalam maupun dari luar kawasan Papua...
Visi yang terbuka dan inklusif, membuat LEMASA berhasil tumbuh kuat hingga sekitar 1998-99 dengan kerjasama WALHI, YLBHI, ELSAM dan LSM Jakarta dan Jayapura lainnya. LEMASA melahirkan tokoh-tokoh muda seperti Yopi Kilangin, Benny Tsenawatme (alm.), Bosco Pogolamun, Paulus Kanongopme (alm.), Yohanes Pinimet, Yohanes Deikme, Thomas Uanmang, Mus Pigai dan lain lain. Kegiatan adat di tingkat kampung (nol naisorei) bergerak antusias. Inisiatif kredit mikro dan kios-kios kecil mulai tumbuh. Tambang galian C dikuasai. LEMASA hadir sebagai mediator konflik yang efektif. LEMASA hadir sebagai payung yang berwibawa bagi Amungme dan suku-suku lain. LEMASA memulihkan harga diri Amungme...
Berkat LEMASA, pelanggaran HAM Tembagapura 1994-1995 terpublikasi.  Pada 1997 Bosco dan Paulus dari LEMASA pula yang pergi ke Bela dan Alama membongkar pelanggaran HAM. Dengan percaya diri, pada 1996 pemimpin LEMASA menolak dana 1 persen dari Freeport berdasarkan prinsip-prinsip mendasar tentang hak-hak Amungme dan Kamoro. Sang Torei Negel Tom Beanal waktu itu menuntut Freeport atas keterlibatannya dalam pelanggaran HAM di pengadilan Lousiana AS. Freeport dipaksa untuk mengakui kekuatan Amungme. Artinya, LEMASA sudah pernah membuat Amungme diakui dan dihargai. Sudah mengembalikan Amungme sebagai salah satu tuan di tanah sendiri.
Tapi LEMASA sebagai alat perjuangan meredup sejak akhir 1998 ketika Benny disibukkan proyek-proyek dari Freeport. Juga ketika Tom menerima posisi sebagai komisaris Freeport dan aktif sebagai Wakil Ketua Presidium Dewan Papua (PDP). Tidak hanya Benny dan Tom yang meninggalkan LEMASA, tetapi yang lain kemudian aktif mengelola dana kemitraan 1 persen dari Freeport di bawah payung Lembaga Pengembangan Masyarakat Irian Jaya (LPMI) pimpinan Meno Yopi Kilangin... Sebagian besar Amungme lalu lupa bahwa LEMASA adalah akar kekuatan yang harus dijaga dan ditumbuhkan...
LEMASA stagnan sejak kepemimpinan Paulus Kanongopme. Fungsi utama LEMASA sebagai representasi Amungme dan pelayan masyarakat Amungme dalam penyelesaian konflik tidak ada lagi. Paulus tidak memperhatikan kegiatan lembaga dan lebih sering berada di luar untuk urusan di luar lembaga. LEMASA pun ambruk pelan-pelan. Pada masa itu saya mencoba mengingatkan para tokoh muda Amungme untuk segera membuat Musdat baru mengatasi hal ini, tapi tidak ada tindak lanjut. Sejak 2004, setelah Paulus meninggal, LEMASA dikelola sementara oleh beberapa Amungme dan memang tidak ada perbaikan. Direktur LEMASA definitif harus menunggu Musyawarah Adat (Musdat).
Singkat cerita, pada Februari 2007 diselenggarakan Musdat LEMASA dengan biaya yang rencananya Rp 1 milyar dan membengkak Rp 1,5 milyar. Pada forum ini Amungme Naisorei (Dewan Adat Amungme) memilih direktur baru LEMASA Yan Onawame, yang merupakan pensiunan PNS Kehutanan. Dia tidak punya banyak catatan dalam perjuangan LEMASA sebelumnya. Pada masa ini dana untuk LEMASA berlimpah, sekitar Rp 4 milyar dari LPMAK dan Pemkab Mimika. Tetapi dana itu menjadi jebakan sosial. Kegiatan kelembagaan yang substansial tidak jalan. Para pengurusnya hanya sibuk dengan alokasi uang. Diperkirakan untuk honorarium diperlukan Rp 1,8 milyar per tahun dan yang lainnya digunakan secara tidak produktif bagi lembaga. Yan juga belakangan dituduh menggelapkan bantuan Rp 2 milyar dari pemerintah.
Selanjutnya, cerita LEMASA kini dipenuhi dengan konflik internal. Yan Onawame dan pengurus di bawahnya dipecat oleh Torei Negel Tom Beanal. Alasan pemecatan intinya mengatakan bahwa Yan dianggap gagal sebagai direktur. Tom menunjuk pengurus baru sementara untuk selamatkan LEMASA. Di pihak Tom dkk dan wartawan bisa bertemu tapi entah dimana. Merasa disingkarkan oleh Tom, Yan menuntut balik sebesar Rp 1 trilyun. Sudah dapat diduga bahwa akan ada kejadian-kejadian lain yang memalukan Amungme.
Sekarang ini, jangan harap lagi LEMASA mampu melayani Amungme dan menjalankan fungsi seperti pada masa 1994-1998. Sejak 1999, peran LEMASA dalam penyelesaian konflik di Kabupaten Mimika hampir nol. Pemimpin Amungme selevel Tom Beanal dan Yopi Kilangin tidak akan muncul lagi jika arena kepemimpinan seperti LEMASA tidak berfungsi lagi. Tidak akan ada lagi orang Amungme yang mampu secara berwibawa berbicara dan bertindak atas nama masyarakat adat Amungme. Tidak ada lagi orang Me, Jawa, atau Bugis yang mengadu kepada LEMASA karena tanahnya diserobot oleh orang Dani, Me, atau yang lainnya.
Tidak ada lagi arena bagi orang Amungme untuk datang dan berkumpul bercerita sambil belajar, mengklarifikasi rumor, serta rumah bagi siapa saja yang ingin dilindungi hak-haknya berdasarkan adat. Tidak ada lagi Amungme yang kuat dan membuat orang-orang lain menganggukkan kepalanya... Atau masih ada generasi muda?Amungme tidak lagi mampu berbicara dengan berwibawa di Amungsa. Siapa pemimpin Amungme yang sekarang sudah hidup ‘makmur’ mampu dan mau menyadari situasi ini dan berjuang untuk mengatasinya?
akan tetapi sekarang di perjual belikan tanah adat,& tata pelaksanaan tradisi budaya adat amungme sehingga banyak terjadi konflik sepanjang tahun,,
 lemahan lembaga tersebut maka tanah amungsa hancur total.
jadi sekarang jadi pertanyaan saya adalah
1.Apakah peran dan fungsi LEMASA semenjak berdirinya Lembaga tersebut??
2.Sudah sejauhmana penerapan supermasi hukum adat amungme yang diteterapkan di timika melalui LEMASA dalam batas wilayah pembagian tanah Amungsa??
3.Apakah hukum pemerintah sudah intekrasikan dengan Hukum adat melalui LEMASA U/mengatur konflik masyakarat dan sertivikasi tanah adat Amungsa



Sabtu, 15 Maret 2014

COVER SKRIPSI



PENGESAHAN

Pengesahan skripsi  ini telah diterima dan disetujui guna memenuhi syarat untuk memdapatkan Sarjana atau Strata1di universitas Slamet Riyadi Surakarta.
Pada Tahun 2013/2014.

Disetujui dan disahkan
Hari                 :
Tanggal           :


Dosen Pembimbing.I.                         pembimbing.II           

       Drs.Sutoyo,M.pd                                                     Dora kusumastuti,SH.MH
       NIPY. 0109.0249                                               








PERSEMBAHAN

Skripsi  Penulis Persembahkan Kepada :
1.        Ibu  saya yang telah membiayai kuliah dan senantiasa memberi doa restu serta menuntun setiap langkahku walaupun tidak bersama  ayah saya karena ayah saya telah sudah tidak ada lagi.sebab ayah saya sudah di pangil oleh Tuhan Yesus Cristus bersama Allah Bapa di surga menerima kehidupan yang kekal.
2.        Kaka-kaka saya Obet Amokwame.Pontius Amokwame paskratius Amokwame. monica amokwame  yang selalu berikan yang terbaik buat saya restu dari kalian saya selesaikan kuliah saya.
3.        Adik-adik ku Ibrahim Amokwame. Akilat Amokwame.Angin Amokwame.Januarius Amokowame.marianus Amokwame.I.LOVE YOU MY  FAMILIAR ALL.
4.        Bapak Drs Paul Sudyo Wali orangtua saya yang telah memberikan yang terbaik untuk saya menempuh studi saya dalam hal biaya kuliah maupun bimbingan dan motivasi.melalui binterbusi bina taruna bumi cendrawasih.
Di Semarang.
5.      Almamaterku UNISRI yang Ku banggakan.




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena dengan segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulis Skripsi yang berjudul Hubungan kompetensi Guru Dengan Prestasi Belajar PKN Materi Nilai-nilai pancasila Sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara pada siswa Kelas VIII SMP Negeri  18 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.ini.Telah berjalan dengan baik.
Skripsi  ini di tulis untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Fakultas  Keguruan dan Ilmu pendidikan di Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
Jurusan P.IPS Program Studi Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bimbingan maupun bantuannya kepada  yang terhormat:
1.      Drs.Sutoyo,M.Pd,Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan  Universitas Slamet Riyadi Surakarta yang telah memberi ijin penelitian sekaligus sebagai pembimbing I yang telah tulus ikhlas meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing dan memberi  saran kepada penulis hinggaterwujudnya Skripsi ini.
2.      Ibu Anita Trisiana SPd,MH.Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Progran Studi Pendidikan Pancasila & kewarganegaraan Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan  Universitas Slamet Riyadi Surakarta yang telah menyetujui Judul Skripsi ini
3.      Dora kusumastuti,SH,MH Sebagai pembimbing II, yang telah tulus ikhlas meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing dan memberi saran kepada penulis hinggaterwujudnya Skripsi ini.
4.      LPMAK Lembaga pengkembangan Masyarakat Amunggme & Kamoro yang sebagi sponsor memberikan waktu untuk saya menempuh studi saya sehinga saya dapat menyelesaikan Gelar gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Ilmu pengetahuan & Social
5.      Jenioritas IPMAMI maupun teman-teman anggota ipmami yang selalu memberikan pikiran,masukan,saran kepada saya maka saya menyelesaikan skripsi karena saya menyelesaikan studi tanpa teman-teman ipmami.
6.      Teman-teman papua dan papua barat di se-jawa bali  yang selalu memberikan sumbangan pikiran masukan dan saran melalui organisasi maupun perorangan saya tidak bisa sebut satu persatu jadi terimakasih saudara-saudaraku & saudari-saudari Papua dan papua kalian semua memberikan pikiran & banyak masukan sehingga saya menyelesaikan strata1 (S1) dengan baik dan cepat.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi  ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

SURAKARTA,     15 MARET  2014

penulis   





                                                      MOTTO

1.      Untuk Menuju kesempurnahan sesungguhnya Bersusah susah dahulu Bersenang-senang kemudian Hari.
2.      Sesungguhnya dibalik kesulitan itu pasti ada kemudahan untuk mencapai puncak  kebahagiaannya.
3.      Jangan pernah berhenti sebelum tercapai apa yang diinginkan
4.        Berusaha dan selalu berdoa untuk meraih keberhasilan
5.        Keberhasilan di mulai dari mimpi dan harapan, jangan pernah takut bermimpi dan berharap. Bangun, kejar dan wujudkanharapan serta impianmu.
6.        Kejujuran dan kebenaran membawah keselamatan pribadi
7.        Hidup ini adalah perjuangan untuk mencapai suatu keberhasilan membutuhkan suatu pengkorbanan,jadikanlah hidupmu berarti dan kelak keberhasilan akan menantimu.Berjuanglah,Berdoalah,Besyukurlah




 


RIWAYAT HIDUP PENULIS
Pada tahun 1996 penulis mulai masuk sekolah dasar atau  SD Inpres Noemol Distrik Jila Kabupaten Timika Provinsi Papua.Dan pada tahun 2001 penulis telah Tamat dari SD Inpres Noemol  Distrik Jila Kabupaten Timika Provinsi Papua Kemudian penulis Melanjutkan SLTP Pada Tahun 2001 di SLTP YPPK LECOCQ D,ARMAND VILLE  KOKONAO.Distrik Kokonao Kabupaten Mimika Provinsi Papua.Dan Pada Tahun 2004.Penulis telah Tamat dari  SLTP Yayasan Pendidika & persekolahan Kahtolik LECOCQ D,ARMAND VILLE  KOKONAO (SLTP YPPK LCCDVK) DiDistrik Kokonao Kabupaten Mimika Provinsi Papua.
Kemudian pada tahun  2004.penulis melanjutkan sekolah mengah atas di SMA Negeri 2 Mimika Di Distrik kampung Limau Asri,Mimika Papua Kabupaten Mimika Provinsi Papua.dan pada tahun 2007 Penulis telah tamat dari SMA Negeri 2 Mimika Di Distrik kampung Limau Asri,Mimika Papua Kabupaten Mimika Provinsi Papu.
Kemudian pada tahun 2010 penulis melanjutkan studi di Universita Slamet Riyadi Surakarta dan pada tahun 2014 penulis memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Progran Studi Pendidikan Pancasila & kewarganegaraan.Skripsi  ini di tulis untuk memenuhi syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Progran Studi Pendidikan Pancasila & kewarganegaraan