Sabtu, 15 Maret 2014

SUPORT FOR WEST PAPUA


 
SUPORT FOR  WEST PAPUA
30 May 2013 | 13:16
136989472695028849
gambar : zonadamai@wordpress.com
a.       Artikel Arkilaus Baho di Kompasiana, Rabu (29/5/2013) berjudul “Zona Dagang Pasifik Peluang Bagi Papua Merdeka?” menarik untuk diulas. Saya tertarik pada ulasan tajamnya tentang dukungan Cina terhadap MSG (Melanesian Spearhead Group). Sebuah forum yang menghimpun bangsa-bangsa Melanesia dalam satu kesatuan ekonomi yang terintegrasi.
MSG saat ini menjadi trend topic di banyak media, khususnya di Papua Nugini, Vanuatu, Fiji, New Zeland, maupun di media-media lokal Papua. Ini mengingat dalam pertengahan Juni nanti MSG akan menggelar konferensi di Noumea, Kaledonia Baru.
Organisasi ini dibentuk tahun 1986, dan hingga kini beranggotakan lima negara yang masyarakatnya didominasi etnis Melanesia, yaitu Papua Nugini, Vanuatu, Fiji, Solomon, dan Kaledonia Baru yang diwakili Liberation Front National Kanak Socialist (FLNKS). Sementara Indonesia, walaupun memiliki jumlah masyarakat etnis Melanesia cukup signifikan (NTT, Maluku, dan Papua), namun posisinya dalam MSG masih berstatus observer.
Salah satu agenda Konferensi MSG Juni mendatang adalah kembali membahas posisi Indonesia dalam MSG, mengingat para aktivis Papua merdeka telah mendaftarkan organisasi mereka, yakni WPNCL (West Papua National Coalition for Liberation) menjadi anggota MSG. Jika permohonan WPNCL diterima, kemungkinan besar Indonesia akan dikeluarkan dari MSG. Ini pernah terjadi pada Kaledonia Baru setelah FLNKS diterima menjadi anggota MSG.
13698967961476339947
Ketua Delegasi RI menyampaikan pandangan RI terhadap KTT Khusus MSG 2012 (Foto: Kompasiana/Komunitas Suva))
Dugaan saya, contoh kasus FLNKS inilah yang menginspirasi para aktivis Papua merdeka mencari upaya baru bagi ambisi mereka melepaskan Papua dari NKRI. Maka kesimpulan Arkilaus Baho dalam artikelnya itu sangat benar. Aktivis Papua merdeka ingin memanfaatkan forum konsolidasi masyarakat serumpun ini sebagai peluang baru menggapai Papua merdeka, setelah peluang mereka melalui lembaga PBB mulai tertutup.

b.      Kerjasama Cina dengan MSG
Sebagaimana analisis Arkilaus, kehadiran MSG setidaknya di Pasific Selatan itu setidaknya telah membuat konsentrasi APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik) yang cenderung dikendalikan Amerika Serikat menjadi terpecah. Dan, uniknya, mereka mendapat dukungan kuat dari China, salah satu rival terkuat AS saat ini.
Apa saja yang telah dilakukan China di negara-negara anggota MSG? Arkilaus mengutip berita yang dirilis pacific island Report, bahwa Fiji yang selama ini join dagang dengan Selandia Baru dan Australia, akan beralih dengan China. Sedang dirancang perdagangan dua arah dengan nilai sekitar $ US2 miliar. Untuk kepentingan itu, Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama telah melakukan kunjungan resmi ke China. Kunjungan itu atas undangan pemimpin China, Cina Xi Jinping.
Dengan Vanuatu, China mengembangkan kerjasama investasi di bidang perikanan. Sementara dengan PNG, Pemerintah Cina ingin  membangun  dan mengup-grade trans darat Wutung-Wewak sepanjang  300 Km, dan jalan  lintas  Utara  sampai Selatan yaitu dari Merauke (Papua) menuju Daru (Ibukota Western Province) di  PNG dengan imbalan sejumlah lokasi emas  dan  gas bumi di PNG maupun Papua.
c.       Temuan Cadangan Energi dan Mineral di Perbatasan RI-PNG
Peta dagang dan politik China di kawasan Melanesia yang kian kuat ini patut membuat Amerika dan Australia khawatir. Amerika dengan PT. Freeport yang jauh lebih dulu menanamkan investasinya di pertambangan emas dan tembaga di Papua tentu sedikit terusik dengan geliat China di wilayah perbatasan RI-PNG itu. Apalagi kompensasi yang diharapkan Cina adalah lokasi tambang emas dan gas bumi.
China juga akan berhadapan dengan PT. Aneka Tambang (ANTAM) yang salah seorang komisarisnya adalah salah seorang Staf Khusus Presiden RI, Velix Wanggai. PT ANTAM saat ini sedang mengekslporasi emas dan thorium di pegunungan Tengah Papua, tepatnya di kawasan Kabupaten Yahukimo. Wilayah ini diketahui memiliki cadangan emas dan batu bara bahkan Thorium yang cukup besar.
Arkilaus Baho dalam artikelnya itu mengutip pernyataan Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Thamrin Sihite, bahwa di perbatasan antara Papua dan Papua Nugini menyimpan potensi energi dan mineral yang sangat besar dan belum tergarap. “Kalau cadangan PT Freeport Indonesia mencapai 2,5 miliar ton, maka di perbatasan bisa lebih dari itu,” kata dia.
Penemuan cadangan energi dan mineral tersebut membuka tabir sejarah baru dalam hubungan dagang dan peta politik internasional di Papua dan sekitarnya. Ini makin diakselerasi oleh pendirian MSG (Melanesian Spearhead Group). Dengan demikian, kerangka politik kawasan kian mengarah pada hubungan dagang di kawasan ini. Tulis Arkilaus.
d.      China-MSG-Papua Merdeka
Tidaklah terlalu sulit membaca geliat China di kawasan Pasifik Selatan. Pintu masuk bagi China untuk mendapatkan kompensasi tambang emas, tembaga, batubara di wilayah perbatasan di perbatasan PNG-RI adalah melalui MSG. Kendalanya adalah bagaimana memasuki Papua karena sudah ada Freeport di sana dan kini ada pendatang baru, yaitu PT. ANTAM.
Entah sudah ada campur tangan China atau belum, namun langkah para aktivis Papua merdeka mendaftarkan West Papua National Coalition for Liberation (WPNCL) menjadi anggota MSG dapat menjadi peluang bagi China untuk memasuki Papua. Karena bagaimanapun juga, WPNCL sudah mendapatkan dukungan dari negara-negara anggota MSG serta dukungan dari banyak tokoh Papau merdeka di Papua yang selama ini terpecah-pecah dalam berbagai kelompok.
Dengan dukungan itu, apalagi jika sudah mendapatkan pengakuan sebagai anggota penuh MSG, WPNCL akan memiliki kedudukan politik yang kuat di Papua. Kendati misi WPNCL adalah Papua merdeka, namun dengan status barunya itu, WPNCL bisa memiliki bargaining position untuk membolehkan atau menolak investor asing yang alan masuk ke Tanah Papua.
Yang patut dikhawatirkan, jika China akhirnya mendapatkan hak mengeksploitasi sumber daya alam (tambang emas dan tembaga) di perbatasan PNG-RI tersebut, maka demi kelangsungan usahanya, China harus mendukung misi WPNCL untuk melepaskan Papua dari NKRI. Lagi pula modus ini sudah jamak terjadi, dimana kepentingan ekonomi sering ‘berselingkuh’ dengan kepentingan politik.
B.        Zona Dagang Pasifik Peluang Bagi Papua Merdeka?
a.       Jadi, upaya pemerintah Indonesia dalam meredam kampanye OPM di luar negeri, terutama yang bersinggungan dengan blok blok ekonomi dunia, bukan hanya soal keutuhan NKRI, tetapi juga menyelamatkan kepentingan ekonomi AS di kawasan Papua dan sekitarnya.
Kemajuan konsolidasi negara negara pasifik pada sektor ekonomi kemudian melirik Papua Barat sebagai satu wilayah kesatuan Melanesia (rumpun) menjawab tabir sejauh mana peluang bagi kemerdekaan Papua dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Perkembangan aktivitas MSG yang keanggotaanya dari negara sekitar Melanesia raya, kini jadi menarik dengan dimasukkan provinsi Papua dan Papua Barat yang kini bagian dari negara RI sebagai anggota Melanesian Spearhead Group. Permasalahan ini sudah saya tuangkan pada tulisan berjudul; Tambang Raksasa, Zona Dagang Pasifik Dan Status Politik Papua, yang di lansir oleh situs berdikari online.
Geliat APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik), yang cenderung di kendalikan Amerika Serikat, kini sedikit terpecah dengan keputusan sebagian anggotanya untuk membuat forum lebih speksifik, yakni MSG (Melanesian Spearhead Group). Alainsi ini menghimpun bangsa-bangsa melanesia menjadi satu kesatuan ekonomi yang terintegrasi. Dan, uniknya, mereka mendapat dukungan kuat dari China, salah satu rival terkuat AS saat ini.
Saat ini, MSG mendapat perhatian serius dari Amerika maupun Indonesia sendiri. Pasca pembukaan kantor OPM di Oxford, Inggris, salah satu perhatian dunia saat ini tertuju pada konsolidasi serumpun ini. AS dan Australia tentu tidak ingin MSG berada di bawah kontrol China. Sementara Indonesia, yang notabene ekor AS dan Australia, tentu juga akan didorong untuk ambil bagian dalam forum ini dan mendepak keluar China.
Tentu saja, supaya Indonesia bisa menjadi alat efektif, kampanye Papua Merdeka di luar negeri harus diredam. Aktivitas kampanye tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM), Benny Wenda, harus dibatasi. Untuk itu, Menkopolhukam Djoko Suyanto telah melakukan lobi kemana-mana untuk meredam kampanye itu.
“Upaya selalu ada, ke negara-negara MSG (Melanesian Spearhead Group) ada. Duta besar Australia, New Zealand, utusan menlu ke Fiji. Kemarin secara pendalaman meyakinkan forum MSG, lalu ke Oxford, jadi tidak lepas tangan,” kata Djoko Suyanto, Selasa (21/5/2013).
Poros dagang dan politik pasifik-Cina kian meningkat. Perdana Menteri Fiji, Frank Bainimarama telah melakukan kunjungan resmi ke China. Kunjungan itu atas undangan pemimpin China, Cina Xi Jinping. Pertemuan pada kunjungan ini menggarisbawahi kebijakan luar negeri yang kuat di antara Pasifik dan Cina baik dari segi politik maupun Ekonom. Fokus pada peluang baru di luar mitra regional.
Seperti dilansir pacific island Report, Mr Bainimarama mengatakan dia ingin pindah hubungan dagang dari Fiji yang selama ini join dengan Selandia Baru dan Australia, dan kini lebih masif dengan China.Selain itu, Kementerian Luar Negeri China telah mengkonfirmasi bahwa Mr Bainimarama akan menghadiri China International Fair (CIFTIS), Perdagangan Jasa dan Global Services Forum - Bejing Summit. Kunjungan itu dilakukan karena Beijing terus memperluas kepentingan komersial di wilayah Pasifik, dengan perdagangan dua arah sekitar $ US2 miliar.
Papua Nugini dan Selandia Baru adalah rival dari Australia, sedangkan peluang dari Fiji untuk melakukan perubahan di pacific dengan ekspansi menuju Cina, peta dagang kawasan Melanesia kian kuat dengan hadirnya Cina yang selama ini menjadi saingan bagi Amerika Serikat.
b.      Tambang Raksasa Papua Barat
Papua bagian barat merupakan satu paket eksploitatif yang sejak awal sudah di patok dunia. Merupakan satu incaran bagi peningkatan zona dagang pasifik. Amerika dengan kekuasaan PT. Freeport-nya telah menguasai dua miliar lebih cadangan emas dan batu bara di pegunungan Papua. Terakhir, mereka melakukan ekspansi dilakukan ke arah kabupaten Nabire dan Paniai bahkan puncak Jaya.
Sedangkan cadangan terbesar yang kini dieksplorasi oleh PT. Antam, bila total keseluruhan, luasnya mencapai puncak Trikora di Jayawijaya, Puncak Gunung Juliana dan sebagian kabupaten puncak Jaya. Eksploitasi  sendiri dipusakan di daerah perbatasan RI-PNG.
Dengan demikian, ada aroma persaingan antara Freeport dan PT. Antam  di satu sisi, dan juga ada persaingan kepentingan antara kekuatan-kekuatan imperialis, termasuk AS, dengan kekuatan ekonomi lain yang sedang mengelompok dalam MSG.
Tambang Emas dan thorium yang kini di eksplorasi oleh PT. ANTAM di pegunungan Tengah Papua, tepatnya di kawasan Kabupaten Yahukimo, diklaim memiliki cadangan emas dan batu bara bahkan Thorium yang cukup besar.
Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Thamrin Sihite mengungkapkan, perbatasan antara Papua dan Papua Nugini menyimpan potensi energi dan mineral yang sangat besar dan belum tergarap. “Kalau cadangan PT Freeport Indonesia mencapai 2,5 miliar ton, maka di perbatasan bisa lebih dari itu,” kata dia.
Hanya saja, kata dia, kendala infrastruktur menjadi penghambat bagi korporasi yang berniat menggarap potensi energi dan mineral tersebut. “Contohlah Freeport dulu eksplorasinya itu pakai helikopter. Jadi selama infrastruktur kita belum ada di sana jadi susah, soalnya tambang itu mengangkut alat beratnya susah itu,” kata Thamrin.
Penemuan cadangan energi dan mineral tersebut membuka tabir sejarah baru dalam hubungan dagang dan peta politik internasional di Papua dan sekitarnya. Ini makin diakselerasi oleh pendirian MSG (Melanesian Spearhead Group). Dengan demikian, kerangka politik kawasan kian mengarah pada hubungan dagang di kawasan ini.
PT. Aneka Tambang (ANTAM), yang salah satu komisarisnya adalah Velix Wanggai, salah seorang staff khusus Presiden SBY, tengah mengeksplorasi emas dan tembaga di kawasan tersebut. Tetapi eksplorasi tersebut terkendala oleh jalur transportasi.
Namun, dengan adanya campur tangan pemerintah pusat melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), kendala itu bisa akan segera diatasi. Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) sendiri telah memberi rekomendasi pembangunan sejumlah ruas jalan trans Papua demi menghubungkan wilayah di daerah dekat penemuan cadangan tambang tersebut.
Kekuasaan ekonomi Amerika Serikat pun tak mau ketinggalan untuk ambil bagian dalam penemuan cadangan baru ini. Perusahaan AS sudah melakukan lobi untuk terlibat di sana. Namun, pihak Jepang dan China juga tak mau kehilangan peluang.
Menariknya, Jerman selain mengelontorkan peralatan tempur kepada Indonesia, perkembangan investasi jerman di Papua masih abu abu. Yang menjadi keluhan Jerman dana terlalu besar.  jadi hanya China yang mampu tetapi china tidak akan invetasi karena dugaan saya china belum mau kerjasama dengan Indonesia dan Amerika.
Carbon tax bisnis di seputar Sungai Mamberamo, melalui LSM Amerika bernama CIA,apakah sudah dibayar Cina ke Amerika kemudian Amerika turunkan ke Indonesia berupa bantuan apa saja belum jelas tetapi kalau mau dilihat kemungkinan sudah dibayar karena china menerima protokol kyoto dan Amerika beserta Australia menolak tetapi menguasai kavling kavling di Papua Barat.
c.       Status Politik Papua Barat Jadi Kendala!
Dilihat dari semangat dagang kawasan melanesia, salah satu kendala terbesar MSG memasukkan Papua Barat dalam pengelompokan mereka karena wilayah paling timur Indonesia itu masih di bawah kekuasaan NKRI.
Indonesia sendiri, yang sekarang menjadi pengikut AS, akan diposisikan terus menjaga kepentingan ekonomi AS di kawasan tersebut. Indonesia akan menjadi alat AS untuk mengimbangi posisi China di dalam MSG.
Tarik ulur satus politik Papua kedalam serikat dagang kawasan (MSG), yang notabene menggantikan kerjasama APEC- AS, memang cukup merumitkan nasib Papua Barat. Bagaimanapun, upaya mengupayakan keanggotan Papua Barat masuk menjadi keanggotaan tetap MSG akan menciptakan konstalasi baru di kawasan Asia Pasifik.
Indonesia sendiri sudah meningkatkan aktivitas militernya di perbatasan RI-Papua Nugini. Tentu saja, ini semacam penegasan, bahwa Papua Barat masih di bawah kekuasaan NKRI. Ada dugaan, bahwa peningkatan belanja militer Indonesia, termasuk pembelian tank Leopard, menjadi bagian dari proyek tersebut.
Indonesia baru saja berbelanja sebesar 250 juta USD untuk membeli perlengkapan militer dari Jerman dan Inggris. Ini termasuk 104 biji tank leopard 2A6, 50 kendaraan lapis baja Marder 1A2, dan 10 leopar untuk fungsi pendukung.
Selain mengawal Papua dengan kekuatan tempur yang baru diupgrade, Indonesia juga akan membuka jalur jalur transportasi untuk menerobos dan menembus semua wilayah Papua, termasuk potensi SDA-nya.
Begitulah, penemuan tambang raksasa di Papua telah memicu lahirnya persaingan baru antara kekuatan-kekuatan ekonomi, terutama China melalui MSG di satu pihak dan Indonesia-AS di pihak lain. Ironisnya, dalam situasi seperti itu, rakyat Papua sebagai pemilik sah kekayaan SDA itu bukan dalam posisi sebagai pengambil keputusan.
Sebagian orang Papua sendiri dalam kebingungan, apakah mendukung kelompok MSG ataukah mengikut pada proposal Gubernur Papua,  Lukas Enembe, yang sedang memperjuangkan Otonomi Khusus Plus. Tujuan politik Enembe dengan konsep otsus plus ini adalah sebuah bentuk afiliasi negara federal dalam bingkai NKRI. Sayang, poin poin yang di bawa sang gubernur sebelum menghadap presiden di Istana sudah di cabik-cabik lebih dahulu oleh pembantu presiden Velix Wanggai.
C.        Cina Ingin Bangun Trans Wutung—Wewak 300 Km
Posted by zonnadamai 29 May 2013
, wewak
http://media.viva.co.id/thumbs2/2011/12/14/136088_papua-nugini_663_382.jpgJAYAPURAZona Damai: Pemerintah Cina ingin  membangun  trans dari Wutung—Wewak sepanjang  300 Km dan jalan  lintas  dari Utara  sampai Selatan  atau Merauke-Daru (Ibukota Western Province) di  Papua New Guinea (PNG), setelah  Presiden RI  Susilo Bambang Yudhoyono  (SBY)  dan Perdana Menteri PNG  Peter O’Neill  bertemu dan membicarakan hubungan antara PNG dan RI.
Demikian disampaikan  Special Envoy of  Papua New Guinea Government to Indonesia Ministry of Public Enterprises and State Invesments  Franzalbert JA  Joku ketika dikonfirmasi di  Jayapura, Selasa (28/5/2013). Dikatakan Joku, dalam pembicaraan kedua pemimpin negara   tersebut  disepakati  adanya peningkatan hubungan  antara  RI-PNG  di tingkat investasi dan perdagangan secara umum. Tapi ada  hal-hal khusus yaitu Cina  ingin bangun dan mengup-grade trans darat  Wutung — Wewak  sepajang  300 Km  lebih melalui  proyek multy years.
“Kepada siapa proyek ini mau dikasih yakni kepada  para  kontraktor  di Indonesia yang berkedudukan di Jayapura, karena lebih  gampang  bisa  menyangkau lahan pengembangan jalan itu dan juga  lebih gampang mensuplai bahan bangunan termasuk seperti semen dan sirtu,”  ujar Joku.
Kata dia, Cina  juga telah  menyepakati  investasi   pembangunan trans  ingin membangun Wutung—Wewak sepanjang  300 Km dan jalan  lintas  dari Utara  sampai Selatan  atau Merauke-Daru  dengan imbalan sejumlah lokasi emas  dan  gas bumi dikembangkan pemerintah  Cina.
Joku  mengatakan, pembangunan jalan  lintas  dari Utara –Selatan mendorong Joint  Economic  Development  supaya masyarakat PNG  dan masyarakat  Indonesia  yang hidup di Kabupaten-Kabupaten sepanjang perbatasan ikut menikmati  pembangunan di  kedua wilayah tersebut, karena  tanpa  menghadirkan infrastruktur jalan  sulit  membangun  daerah perbatasan ini.
“Pembangunan  di daerah perbatasan ini sangat  penting karena kesejahteraan masyarakat   yang hidup sepanjang jalan  itu  dan kesibukan menyekolahkan anaknya dan membangun dirinya, membangun bisnisnya, hidup ekonominya, sosialnya dan lain-lain,” katanya.
Dikatakan,  beberapa  hal sudah dibahas  dan draf perjanjian-perjanjian  sudah disiapkan  untuk pemerintah  PNG  dan  pemerintah Indonesia  menandatanganinya dalam kunjungan kenegaraan Piter O’Neill  ke Jakarta  17-19 Juni mendatang. [Bintang Papua]
D.        Tambang Raksasa, Zona Dagang Asia Pasifik dan Status Politik PapuaBerilah kesempatan kepada anak Papua untuk menatap masa depan yang lebih baik. (Foto: http://notanostra.com/bola-mata-papua)
a.       Berilah kesempatan kepada anak Papua untuk menatap masa depan yang lebih baik. (Foto: http://notanostra.com/bola-mata-papua)
Tambang Emas dan thorium yang kini di eksplorasi oleh PT. ANTAM di pegunungan Tengah Papua, tepatnya di kawasan Kabupaten Yahukimo, diklaim memiliki cadangan emas dan batu bara bahkan Thorium yang cukup besar.
Sementara itu, Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Thamrin Sihite mengungkapkan, perbatasan antara Papua dan Papua Nugini menyimpan potensi energi dan mineral yang sangat besar dan belum tergarap. “Kalau cadangan PT Freeport Indonesia mencapai 2,5 miliar ton, maka di perbatasan bisa lebih dari itu,” kata dia.
Hanya saja, kata dia, kendala infrastruktur menjadi penghambat bagi korporasi yang berniat menggarap potensi energi dan mineral tersebut. “Contohlah Freeport dulu eksplorasinya itu pakai helikopter. Jadi selama infrastruktur kita belum ada di sana jadi susah, soalnya tambang itu mengangkut alat beratnya susah itu,” kata Thamrin.
Penemuan cadangan energi dan mineral tersebut membuka tabir sejarah baru dalam hubungan dagang dan peta politik internasional di Papua dan sekitarnya. Ini makin diakselerasi oleh pendirian MSG (Melanesian Spearhead Group). Dengan demikian, kerangka politik kawasan kian mengarah pada hubungan dagang di kawasan ini.
PT. Aneka Tambang (ANTAM), yang salah satu komisarisnya adalah Velix Wanggai, salah seorang staff khusus Presiden SBY, tengah mengeksplorasi emas dan tembaga di kawasan tersebut. Tetapi eksplorasi tersebut terkendala oleh jalur transportasi. Namun, dengan adanya campur tangan pemerintah pusat melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), kendala itu bisa akan segera diatasi. Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) sendiri telah memberi rekomendasi pembangunan sejumlah ruas jalan trans Papua demi menghubungkan wilayah di daerah dekat penemuan cadangan tambang tersebut.
Kekuasaan ekonomi Amerika Serikat pun tak mau ketinggalan untuk ambil bagian dalam penemuan cadangan baru ini. Perusahaan AS sudah melakukan lobi untuk terlibat di sana. Namun, pihak Jepang dan China juga tak mau kehilangan peluang.
b.      Zona Dagang Pasifik
Geliat APEC (Asia-Pacific Economic Cooperation atau Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik), yang cenderung di kendalikan Amerika Serikat, kini sedikit terpecah dengan keputusan sebagian anggotanya untuk membuat forum lebih speksifik, yakni MSG (Melanesian Spearhead Group). Alainsi ini menghimpun bangsa-bangsa melanesia menjadi satu kesatuan ekonomi yang terintegrasi. Dan, uniknya, mereka mendapat dukungan kuat dari China, salah satu rival terkuat AS saat ini.
Saat ini, MSG mendapat perhatian serius dari Amerika maupun Indonesia sendiri. Pasca pembukaan kantor OPM di Oxford, Inggris, salah satu perhatian dunia saat ini tertuju pada konsolidasi serumpun ini. AS dan Australia tentu tidak ingin MSG berada di bawah kontrol China. Sementara Indonesia, yang notabene ekor AS dan Australia, tentu juga akan didorong untuk ambil bagian dalam forum ini dan mendepak keluar China.
Tentu saja, supaya Indonesia bisa menjadi alat efektif, kampanye Papua Merdeka di luar negeri harus diredam. Aktivitas kampanye tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM), Benny Wenda, harus dibatasi. Untuk itu, Menkopolhukam Djoko Suyanto telah melakukan lobi kemana-mana untuk meredam kampanye itu.
“Upaya selalu ada, ke negara-negara MSG (Melanesian Spearhead Group) ada. Duta besar Australia, New Zealand, utusan menlu ke Fiji. Kemarin secara pendalaman meyakinkan forum MSG, lalu ke Oxford, jadi tidak lepas tangan,” kata Djoko Suyanto, seperti dikutip oleh http://www.theglobejournal.com, Selasa (21/5/2013).
Jadi, upaya meredam kampanye OPM di luar negeri, terutama yang bersinggungan dengan blok blok ekonomi dunia, bukan hanya soal keutuhan NKRI, tetapi juga menyelamatkan kepentingan ekonomi AS di kawasan Papua dan sekitarnya.
Papua bagian barat merupakan satu paket eksploitatif yang sejak awal sudah di patok dunia. Amerika dengan kekuasaan PT. Freeport-nya telah menguasai dua miliar lebih cadangan emas dan batu bara di pegunungan Papua. Terakhir, mereka melakukan ekspansi dilakukan ke arah kabupaten Nabire dan Paniai bahkan puncak Jaya.
Sedangkan cadangan terbesar yang kini dieksplorasi oleh PT. Antam, bila total keseluruhan, luasnya mencapai puncak Trikora di Jayawijaya, Puncak Gunung Juliana dan sebagian kabupaten puncak Jaya. Eksploitasi  sendiri dipusakan di daerah perbatasan RI-PNG.
Dengan demikian, ada aroma persaingan antara Freeport dan PT. Antam  di satu sisi, dan juga ada persaingan kepentingan antara kekuatan-kekuatan imperialis, termasuk AS, dengan kekuatan ekonomi lain yang sedang mengelompok dalam MSG.
c.       Status Politik Papua Barat Jadi Kendala?
Dilihat dari semangat dagang kawasan melanesia, salah satu kendala terbesar MSG memasukkan Papua Barat dalam pengelompokan mereka karena wilayah paling timur Indonesia itu masih di bawah kekuasaan NKRI.
Indonesia sendiri, yang sekarang menjadi pengikut AS, akan diposisikan terus menjaga kepentingan ekonomi AS di kawasan tersebut. Indonesia akan menjadi alat AS untuk mengimbangi posisi China di dalam MSG.
Tarik ulur satus politik Papua kedalam serikat dagang kawasan (MSG), yang notabene menggantikan kerjasama APEC- AS, memang cukup merumitkan nasib Papua Barat. Bagaimanapun, upaya mengupayakan keanggotan Papua Barat masuk menjadi keanggotaan tetap MSG akan menciptakan konstalasi baru di kawasan Asia Pasifik.
Indonesia sendiri sudah meningkatkan aktivitas militernya di perbatasan RI-Papua Nugini. Tentu saja, ini semacam penegasan, bahwa Papua Barat masih di bawah kekuasaan NKRI. Ada dugaan, bahwa peningkatan belanja militer Indonesia, termasuk pembelian tank Leopard, menjadi bagian dari proyek tersebut.
Seperti diulas oleh Indonesia baru saja berbelanja sebesar 250 juta USD untuk membeli perlengkapan militer dari Jerman dan Inggris. Ini termasuk 104 biji tank leopard 2A6, 50 kendaraan lapis baja Marder 1A2, dan 10 leopar untuk fungsi pendukung.
Selain mengawal Papua dengan kekuatan tempur yang baru diupgrade, Indonesia juga akan membuka jalur jalur transportasi untuk menerobos dan menembus semua wilayah Papua, termasuk potensi SDA-nya.
Begitulah, penemuan tambang raksasa di Papua telah memicu lahirnya persaingan baru antara kekuatan-kekuatan ekonomi, terutama China melalui MSG di satu pihak dan Indonesia-AS di pihak lain. Ironisnya, dalam situasi seperti itu, rakyat Papua sebagai pemilik sah kekayaan SDA itu bukan dalam posisi sebagai pengambil keputusan.
Sebagian orang Papua sendiri dalam kebingungan, apakah mendukung kelompok MSG ataukah mengikut pada proposal Gubernur Papua,  Lukas Enembe, yang sedang memperjuangkan Otonomi Khusus Plus. Tujuan politik Enembe dengan konsep otsus plus ini adalah sebuah bentuk afiliasi negara federal dalam bingkai NKRI. Sayang, poin poin yang di bawa sang gubernur sebelum menghadap presiden di Istana sudah di cabik-cabik lebih dahulu oleh pembantu presiden yang juga asal Papua.





Sumber Artikel:
1.      , penulis adalah penghubung antara pemerintah Indonesia dengan pihak TPN-OPM dalam upaya mencari jalan bersama penyelesaian masalah Papua Barat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar